Motif Batik Tiga Negeri
Dari beberapa Motif Batik di indonesia salah satunya adalah motif batik Tiga Negeri yang merupakan
perpaduan batik khas Pekalongan, Lasem dan
Solo. pada masa kolonial setiap wilayah memiliki otonomi sendiri atau dikenal
dengan sebutan negeri yang membuat batik
ini memiliki nilai seni tinggi adalah prosesnya. Karena setiap daerah yang
letak geografisnya yang berbeda-beda konon pengaruh air sangat berpengaruh
dalam pembuatan motif batik. Sehingga batik itu terkenal dari nama daerah pembuatanya.
Pada awalnya kain batik ini dibuat di daearah Lasem yaitu dengan menggunakan
warna merah khas ( merah darah ) kemudian kain batik dibawa ke daerah
Pekalongan dan dibatik dengan warna biru, dan setelah itulah proses terakhir
kain batik diwarna coklat sogan yang khas di kota Solo.
Motif Batik Jawa Hokokai
Salah satu jenis dilihat dari motifnya ada yang dikenal dengan sebutan motif
batik Jawa Hokokai yang berarti Himpunan Kebaktian Jawa, pada awalnya batik Jawa
Hokokai didirikan pada 1 Maret 1944 masa penjajahan jepang yaitu oleh Panglima
Tertinggi Keenambelas, Jendral Kumakici Harada, motif batik Jawa Hokokai mempunyai
anggota istimewa yang terdiri atas organisasi wanita, tata usaha pembantu
prajurit Peta dan Heiho, Pusat Kebudayaan dan beberapa Hokokai perusahaan. Yang di gunakan
lembaga jepang sebagai penghargaan terhadap orang indonesia yang dianggap
membantu mereka. Setelah itu batik Jawa Hokokai menjadi trend pada saat itu
karena dianggap sebagai ciri khas bangsawan pada saat itu.
Pembuatan motif batik jawa hokokai di buat dengan cara teknik tulis. motif Batik ini
berupa kain panjang yang dipola pagi-sore yaitu sebuah perpaduan dua corak batik
dalam satu kain batik, biasanya motif batik Jawa Hokokai ini dikerjakan oleh lebih dari 10 orang yang
masing-masing mempunyai peranan dalam hal proses pembatikan yang berbeda. Dari proses
pengerjaan itu maka terciptalah sebuah karya seni yang bernilai tinggi yang
disebut motif batik Jawa Hokokai dan masih berkembang sampai sekarang
Motif Batik Buketan desain pengaruh Eropa
motif Batik Buketan asal Pekalongan dengan desain pengaruh Eropa, sesuai dengan
namanya bahwa munculnya motif batik buketan ini tidak terlepas pada masa penjajahan,
interaksi warga lokal dengan pendatang menimbulkan nilai positif yaitu dengan
diperkenalkanya gaya eropa waktu itu. Sehingga munculah ide kreatifitas dalam
pembuatan batik waktu itu dan berkembang dengan pasang
surutnya.
Motif Batik Buketan
Motif Batik buketan ini muncul di daerah pekalongan sebagai salah satu
maskot pekalongan, motif batik ini masih berlaku sampai sekarang dengan pasang
surutnya, pekalongan sendiri terkenal dengan berbagai macam bentuk motif batik,
salah satu kekayaan indonesia yang patut diajungi jempol.
Motif Batik Lasem
Keberadaan motif Batik Lasem di kaitkan dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho pada
tahun 1413. Babad Lasem karangan Mpu Santri Badra di tahun 1479 M. batik lasem
dengan ciri khas unik diantaranya adalah
burung hong, liong, bunga seruni, banji,
mata uang dan warna merah darah ayam khas Tiong Hwa. Keunikan inilah motif batik lasem
mempunyai pengaruh tinggi di kanca perdagangan. Yaitu Pedagang antarpulau seluruh
wilayah Nusantara. Bahkan motif batik lasem sempat diekspor ke Thailand dan Suriname
yaitu diawal abad XIX. meledaknya motif Batik
Lasem waktu itu membuat perajin menjadi semakin kreatif dalam menciptakan Motif
batik baru, motif batik itu antara lain latohan, gunung ringgit, kricakan atau watu pecah. Syahdan
perajin menciptakan motif batik kricakan karena terinspirasi penderitaan rakyat saat
harus memecah batu-batu besar untuk dibuat jalan raya pos oleh Daendels.
motif Batik Lasem terus menorehkan catatan emas hingga jelang berakhirnya
penjajahan kolonial. Para pengusaha Motif Batik Lasem yang berasal dari kalangan
Tionghoa mendapat tempat istimewa di penduduk pribumi karena membuka lapangan
kerja yang banyak. Tapi motif batik lasem terus mengalami masa pasang surut karena
terdesak oleh maraknya Motif batik cap di berbagai daerah.
Nah Semoga dapat membantu !!
No comments:
Post a Comment